Minggu, 27 September 2009

Menu Lebaran

Sering kita jumpai dan menikmati makanan berat seperti ketupat, lontong, opor, rendang (dan banyak lagi yang identik dengan santan) disaat hari raya lebaran. Sebenarnya menu tersebut bukan makanan khas lebaran, yaa.. bisa dikatakan sering kita jumpai di luar hari lebaran. Dari segi rasa cukup familiar dan enak bagi lidah kita. Apakah menu tersebut sudah menjadi budaya tiap tahunnya? Apakah makanan berat tersebut/bersantan sudah cukup bikin kita ngiiileeer?

tetapi menu tersebut menurutku kurang lengkap rasanya kalau tanpa asesoris yang bikin kita lebih kena atau lebih hidup. Contoh halnya apabila aja ada wig (rambut palsu) model ketupat….pasti lebih keren dan asoy tuh..hihihi..akan menambah style pada lebaran tiap tahunnya. Lebaran jadi lebih berfariasi dan berinovasi. Ok dab..


MUDIK, (mulih udik / mungkin udik…??)

Mudik tanpa mesin, asik tanpa bensin. Sebagian hal memang terkadang bertanya Tanya dan aneh, mungkin kurang kerjaan saja di tahun 2009, pulang kampung (mudik) kok masih menggunakan alat transportasi manual seperti sepeda, becak, andong atau mungkin yang lain yang jelas - jelas kurang efektif untuk segi waktu. Kalau memang ada palingan yah kemungkinan 1000:1, itu pun kalau tidak karena hobi (kepepet jadi hobi maksudnya hihi..) atau mungkin karena jarak yang di tempuh tidak terlalu jauh. Apapun istilahnya menurutku tetap saja menarik, unik dan dijamin sehat fisik walaupun sambil narik… Hidup Budayaku – kokoh Indonesiaku.

Selamat Hari Raya Idul Fitri 1430H, Mohon Maaf Lahir dan Batin.

Minggu, 23 Agustus 2009

Kaos Blogger VS Kaos Biggest

Menyambut hut RI yang ke 64 dengan ikut memeriahkan art kaos oblong

Cukup bertanya-Tanya ketika melihat tulisan Biggest dan bigger yang tercantum di salah satu kaosnya yang terpasang di tembok luar galleria mall jogjakarta… ternyata masuk Muri kategori kaos terbesar tepatnya pada tanggal 16 agustus 2009, Kalau soal ukuran kira-kira 4 lantai dan mungkin cocok buat badan Hulk kali ya hi.hi... Tujuan utama sebenarnya bentuk marketing atau launching salah satu kaos oblongnya (sory ga kusebutin merknya). Ternyata model kaosnya lumayan keren, rata2 menggunakan warna tekstur sketsa pensil., Dari desain gambar kaos yang kental dengan art jogja melalui culture bahkan arsitek kota. Kiosnya juga cukup unik berupa gerobak angkringan, kecil sih namun menarik dilihat. Bagiku cukup matang dan unik konsepnya.

Nah niii dia tidak kalah menariknya dari kaos oblong biggest atau merk lainnya. Jogjahawking ikut promosi kaos (tidak ada salahnya saya posting di blog sendiri) Kaos tema blogger, desain unik dengan konsep “komunitas blogger ceria sepanjang haridanblogger sejati (solution) ” versi jogjahawking. Kaos warna dasar hitam, dengan bahan katun combed yang dingin kaya di kulkas. Ukuran XL, L, M, S, harganya model 1 (desain di depan): @Rp60.000 dan model 2 (desain depan belakang): @Rp55.000. diluar wilayah kota jogja belum termasuk ongkos kirim. Dijamin halal, happy dan ma’nyooos buat ngeceng….

Berminat, langsung saja kirim ke Ihdnaz@yahoo.com subyek “pesan kaose dab” dan menuliskan data sebagai berikut

Nama:
Alamat:
No.Hp/Rumah/Kantor:
Ukuran:
Type Model:
Jumlah:

ketentuannya, Setelah anda mendapat konfirmasi balasan email kemudian anda transfer. Kaos akan dibuat sesuai ukuran pemesanan, sehingga untuk proses pengiriman akan sedikit terlambat. Komunikasi Pesanan dapat melalui via email dan YM. “Edisi Terbatas”

Selasa, 28 Juli 2009

Star Wars “Episode tuegue”

Cita cita berawal dari mimpi !!

Akan hadir film fiksi ilmiah perdana dari negeri kita pesaing berat film Hollywood (star trek dan transformers) judulnya star wars ‘episode tuegue’ huaaaw…..simply impossible (looh!?). Memang dunia perfilman di Negara kita beberapa sudah cukup bagus dalam menyajikan unsur penyampaian pesan dari inti materi, baik drama maupun komedi namun kalau horrornya boring!!.

Star wars ‘episode tuegue’ film yang berkonsepkan peperangan antariksa dengan konsep penggabungan budaya Jogjakarta (hah.. seandainya saja ada yang mengangkat konsep ini, pasti laris manis hihi..). Sebenarnya hal tersebut sudah cukup banyak penggabungan konsep antara teknologi dan budaya radikal disatukan seperti halnya di film Hollywood, contoh halnya film the fifth element (karya film tahun 90an salah satu pemain utamanya bruce willis) di salah satu animasi produknya masih mencantumkan budaya radikal, contohnya kapal klasik pedagang tradisional asal cina yang sudah menggunakan teknologi modern alias bisa terbang. Kenapa perfilman kita tidak mau meniru dan mencoba mengambil konsep action fiksi ilmiah seperti itu tanpa menghilangkan unsur budaya sendiri?? mampukah? mahal modalnya, jawabannya berat di ongkos (klasik dan caapee=kata Alm mbah Surip). Ayoo maju terus perfilman indonesia….